Pages

Kamis, 14 Februari 2013

Musik dalam Islam

MASALAH nyanyian atau musik dalam Islam seringkali menjadi kontroversi. Ada yang membolehkannya secara terbatas,tapi  ada pula yang mengharamkannya secara mutlak.  Bagaimana hukum nyanyian dan musik dalam Islam? Adalah Dr Abdurrahman Al Baghdadi menguraikan dengan lugas dan jelas masalah ini. Tulisan ini, merupakan ringkasan  bukunya ‘Seni dalam Pandangan Islam’.
Pakar Fikih Islam ini menuliskan dalil-dalil dari kalangan ulama baik yang mengharamkan maupun yang membolehkan. Kemudian ia mentarjihnya dan mengambil kesimpulan. Ia berkesimpulan bahwa bagi yang telah mengkaji serius masalah hukum musik ini dan menarik suatu kesimpulan, maka itu menjadi hukum syara’ baginya.  Apakah itu haram, makruh atau mubah. Dengan kata lain, seorang mujtahid terikat dengan ijtihadnya, begitulah kaidah ushul menyatakan.

Mereka yang mengharamkan nyanyian dan musik ini diantaranya adalah Imam Ibnu al Jauzi, Imam Qurthubi dan Imam asy Syaukani. Sedang yang membolehkan musik adalah Imam Malik, Imam Ja’far, Imam al Ghazali dan Imam Daud azh Zhahiri.

Masing-masing mereka menggunakan dalil al Qur’an dan Hadits. Kalangan yang mengharamkan di antaranya menggunakan dalil:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna (lahualhadits) untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokkan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS: Luqman 6)

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ
“Dan bujuklah siapa yang kamu sanggupi diantara mereka dengan suaramu (shautika).” (QS: al Isra’ 64)

Dan juga beberapa hadits Rasulullah saw:
“Sesungguhnya akan terdapat di kalangan umatku golongan yang menghalalkan zina, sutra, arak dan alat permainan (musik). Kemudian segolongan (dari kaum Muslimin) akan pergi ke tebing bukit yang tinggi. Lalu para penggembala dengan ternak kambingnya mengunjungi golongan tersebut. Lalu mereka didatangi oleh seorang fakir untuk meminta sesuatu. Ketika itu mereka kemudian berkata,”Datanglah kepada kami esok hari.” Pada malam hari Allah membinasakan mereka, dan menghempaskan bukit itu ke atas mereka. Sisa mereka yang tidak binasa pada malam tersebut ditukar rupanya menjadi monyet dan babi hingga hari kiamat.” (HR Bukhari).

“Pada umat ini berlaku tanah longsor, pertukaran rupa dan kerusuhan.” Bertanya salah seorang diantara kaum Muslimin,”Kapankah yang demikian itu terjadi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab,”Apabila telah muncul biduanita, alat-alat musik dan minuman arak di tengah-tengah kaum Muslimin.”

Sedangkan ulama yang membolehkan nyanyian dan musik ini menggunakan dalil:

إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

“…dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah bunyi keledai.” (QS: Luqman 19)

Imam Ghazali mengambil pengertian ayat ini dari mafhum mukhalafah. Allah SWT memuji suara yang baik. Dengan demikian dibolehkan mendengarkan nyanyian yang baik. (Ihya’ Ulumudddin, juz VI, jilid II, hal. 141).

Hadits Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah dan lain-lain dar Rubayyi’ binti Muawwiz Afra:

“Rubayyi’ berkata bahwa Rasulullah saw datang ke rumah pada pesta pernikahannya. Lalu Nabi saw duduk di atas tikar. Tak lama kemudian beberapa orang dari jariah (wanita budak) nya segera memukul rebana sambil memuji-muji (dengan menyenandungkan) orang tuanya yang syahid di medan perang Badar. Tiba-tiba salah seorang dari jariah berkata,”Diantara kita ini ada Nabi saw yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada esok hari.” Tetapi Rasulullah saw segera bersabda,”Tinggalkanlah omongan itu. Teruskanlah apa yang kamu (nyanyikan) tadi.”

Hadits Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra:

“Pada suatu har Rasulullah saw masuk ke tempatku. Ketika itu di sampingku ada dua gadis perempuan budak yang sedang mendendangkan nyanyian (tentang hari Buats). Kulihat Rasulullah saw berbaring tapi dengan memalingkan mukanya. Pada sat itulah Abu Bakar masuk dan ia marah kepadaku. Katanya,”Di tempat/rumah Nabi ada seruling setan?” Mendengar seruan itu Nabi lalu menghadapkan mukanya kepada Abu Bakar seraya berkata,

“Biarkanlah keduanya, hai Abu Bakar.”

Tatkala Abu Bakar tidak memperhatikan lagi maka aku suruh kedua budak perempuan itu keluar. Waktu itu adalah hariraya dimana orang-orang Sudan sedang menari dengan memainkan alat-alat penangkis dan senjata perangnya (di dalam masjid).”

Hadits riwayat Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra. Katanya,”Aku pernah mengawinkan seorang wanita dengan seorang laki-laki dari kalangan Anshar. Maka Nabi saw bersabda,

“Hai Aisyah, tidak adakah padamu hiburan (nyanyian) karena sesungguhnya orang-orang Anshar senang dengan hiburan (nyanyian).”

Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad terdapat lafaz:

“Bagaimana kalau diikuti pengantin itu oleh (orang-orang) wanita untuk bernyanyi sambil berkata dengan senada: “Kami datang kepadamu. Hormatilah kami dan kami pun menghormati kamu.Sebab kaum Anshar senang menyanyikan (lagu) tentang wanita.”

Karena itu, menurut Dr Abdurrahman al Baghdadi:

“Bertolak dari dasar hukum inilah maka mendengar atau memainkan alat-alat musik atau menyanyi mubah selama tidak terdapat suatu dalil syar’I yang menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut haram atau makruh. Mengenai menyanyi atau memainkan alat musik dengan atau tanpa nyanyian, tidak terdapat satu pun nash, baik dari Al Qur’an maupun sunnah Rasul yang mengharamkannya dengan tegas. Memang ada sebagian dari para sahabat, tabiin dan ulama yang mengharamkan sebagian atau seluruhnya karena mengartikannya dari beberapa nash tertentu. Diantara mereka ada yang menyatakan bahwa hal tersebut makruh, sedangkan yang lain mengatakan hukumnya mubah.

Adapun nash-nash (dalil-dalil) yang dijadikan alasan oleh mereka yang mengharamkan seni suara dan musik bukanlah dalil-dalil yang kuat. Sebagaimana telah disebutkan di atas, tidak ada satu dalil pun yang berbicara secara tegas dalam hal ini.  Dengan demikian tidak ada seorang manusia pun yang wajib diikuti selain dari pada Rasulullah saw. Beliau sendiri tidak mengharamkannya. ..Oleh karena itu Imam Abu Bakar Ibnul Arabi (dalam Ahkamul Qur’an jilid III, hal. 1053-1054) menyatakan: “Tidak terdapat satu dalil pun di dalam Al Qur’an maupun Sunnah Rasul yang mengharamkan nyanyian. Bahkan hadits shahih (banyak yang) menunjukkan kebolehan nyanyian itu. Setiap hadits yang diriwayatkan maupun ayat yang dipergunakan untuk menunjukkan keharamannya maka ia adalah bathil dari segi sanad, bathil juga dari segi I’tiqad, baik ia bertolak dari nash maupun dari satu penakwilan.”

Tentang surah Luqman ayat 6 yang dijadikan dalil untuk haramnya nyanyian, menurut pakar fiqh yang bukunya puluhan ini, ayat itu tidak terkait dengan nyanyian. “Tetapi ayat tersebut berkaitan erat dengan sikap orang-orang kafir yang berusaha menjadikan ayat-ayat Allah SWT sebagai sendau gurau,”terangnya.

Sedangkan tentang hadits Imam Bukhari, menurut Dr Abdurrahman : “…maksud hadits Imam Bukhari tersebut jatuh pada segolongan orang-orang dari kaum Muslimin yang berani menghalalkan pengggunaan alat-alat musik di luar batas-batas yang telah digariskan syara’. Misalnya memainkannya di tempat umum (televisi, stadion, atau panggung-panggung pertunjukan terbuka lainnya), bukan di tempat dan acara khusus, seperti pada acara pesta pernikahan, di rumah-rumah. Dengan kata lain, syara’ membolehkan biduanita budak menyanyi untuk pemiliknya dan atau para wanita lainnya dalam acara pernikahan. Boleh saja salah seorang diantara anggota keluarga pengantin ikut bernyanyi, tetapi syara’ tidak membolehkan ada penyanyi wanita bayaran sebagaimana yang umum terjadi sekarang ini.”

Meski demikian tidak boleh wanita yang mengadakan pertunjukan itu membuka auratnya, berkumpul bebas laki-laki dan perempuan, membuat suara-suara yang merangsang dan lain-lain.

Imam Ibnu Hazm menyatakan:

“Jika belum ada perincian dari Allah SWT maupun RasulNya tentang haramnya sesuatu yang kita bincangkan di sini (dalam hal ini adalah nyanyian dan menggunakan alat-alat musik), maka telah terbukti bahwa ia adalah halal atau boleh secara mutlak.”

Meski demikian, Dr Abdurrahman membagi nyanyian ke dalam dua jenis. Nyanyian haram dan nyanyian halal. Nyanyian haram, nyanyian yang disertai dengan perbuatan haram atau mungkar, semisal minuman khamr, menampilkan aurat wanita atau nyanyiannya berisi syair yang bertentangan dengan aqidah atau melanggar etika kesopanan Islam. Contoh untuk ini adalah syair lagu kerohanian agama selain Islam, lagu asmara, lagu rintihan cinta yang membangkitkan birahi, kotor dan porno. Tak peduli apakah nyanyian itu berbentuk vocal atau diiringi dengan musik, baik yang dinyanyikan laki-laki atau wanita.”

Sedangkan  nyanyian halal (baik diikuti alat musik atau tidak –pen), adalah nyanyian yang syairnya membangkitkan semangat perjuangan (jihad),  atau nyanyian yang syairnya menunjukkan ketinggian ilmu para ulama dan keistimewaan mereka, atau nyanyin yang  yang memuji saudara-saudara maupun sesama teman dengan cara menonjolkan sifat-sifat mulia yang mereka miliki, atau juga nyanyian yang melunakkan hati kaum Musimin terhadap agama atau yang mendorong mereka untuk berpegang teguh kepada ajaran-ajaran Islam dan bahaya yang akan menimpa orang yang melanggarnya.  Begitu pula macam-macam nyanyian yang membicarakan tentang keindahan alam atau yang membicarakan tentang persoalan ilmu, menunggang kuda dan lain-lain.

Selain itu nyanyian halal tidak boleh diikuti dengan hal-hal yang haram. Tidak diisi dengan kata-kata yang memuji kecantikan wanita, kata-kata yang mengajak pacaran, main cinta/asmara atau disertai dengan mabuk-mabukan, diadakan di tempat-tempat maksiyat atau bercampurnya laki-laki dan perempuan, klub malam, diskotik dan lain-lain.

Meski penulis membolehkan mendengarkan ‘lagu-lagu asmara’ asal tidak mengganggu jiwa dan pikiran pendengarnya (beda antara menyanyikan/membuat dan mendengarkan dalam rekaman), tapi penulis mengharapkan Negara melarang nyanyian-nyanyian seperti itu, yang dapat membahayakan jiwa para remaja. Selain itu Negara harus melakukan beberapa hal:

1.       Melarang setiap nyanyian, rekaman dan tarian yang mengajak orang untuk minum arak, bergaul bebas, berpacaran, bermain cinta atau bunuh diri karena putus asa.

2.       Melarang setiap nyanyian dan tarian yang disertai dengan omongan kotor dan cabul yang mengarah kepada perbuatan-perbuatan dosa atau membangkitkan birahi seksual.

3.       Melarang setiap nyanyian dan tarian yang disertai dengan perbuatan-perbuatan haram, seperti minum khamr, percampuran antara lelaki dan wanita.

4.       Lagu-lagu dan kaset-kaset Barat dilarang beredar dan para penyanyinya tidak diijinkan melakukan pertunjukan (show) di negeri-negeri Islam.

5.       Setiap tempat pertunjukan untuk menyanyi dan menari, seperti klub malam, bar dan diskotik harus ditutup dan tidak diberi ijin membukanya oleh pemerintah. Begitu pula halnya dengan panggung-panggung terbuka. Dll.

Dari Arab ke Eropa
Yang menarik penulis juga menyajikan sedikit tentang sejarah musik. Menurut Dr Abdurrahman,  khilafah Islam terdahulu tidak pernah melarang rakyatnya mempelajari seni suara dan musik. Mereka dibiarkan mendirikan sekolah-sekolah musik dan membangun pabrik alat-alat musik. Mereka diberikan gairah untuk mengarang buku-buku tentang seni suara, musik dan ‘tari’.
Perhatian kea rah pendidikan musik telah dicurahkan sejak akhir masa Daulah Umawiyah yang kemudian dilanjutkan pada masa kekhilafahan Abbasiyah. Sehingga di berbagai kota banyak berdiri sekolah musik dengan berbagai tingkat pendidikan, mulai dari tingkat menengah sampai ke perguruan tinggi. Pabrik alat-alat musik dibangun di berbagai negeri Islam. Sejarah telah mencatat bahwa pusat pabrik pembuatan alat-alat musik yang sangat terkenal ada di kota Sevilla (Andalusia atau Spanyol).

Catatan tentang kesenian umat Islam begitu banyak disebut orang. Para penemu dan pencipta alat musik Islam juga cukup banyak jumlahnya, yang muncul sejak pertengahan abad kedua hijriah, misalnya Yunus al Khatib yang meninggal tahun 135H. Khalil bin Ahmad (170H), Ibnu an Nadiem al Naushilli (235H), Hunain ibnu Ishak (264H), dan lain-lain.

Bahkan dalam buku ‘Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Kebudayaan’ (Islamic and Arab Contribution to the European Renaissance) karya Komisi Nasional Mesir untuk Unesco (Penerbit Pustaka, 1986), disebutkan tentang berbagai pengaruh peradaban Islam ini ke Eropa. Termasuk bidang seni dan musik.
“Musisi Eropa dikirimkan ke ibukota-ibukota Arab untuk mempelajari ilmu dan seni di lembaga-lembaga dan universitas Arab. Musik menempati tempat utama diantara seni-seni dan ilmu-ilmu yang mereka pelajari. Karya-karya Al Kindi diterjemahkan, begitu pula karya Tsabit ibn Qurra, Zakaria al Razi, al Farabi, Ikhwan al Shafa, Ibn Sina, Safiuddin al Ma’mun al Aramawi, Ibn Bajjah (Avenpace) dan lain-lain…Mereka membawa pulang ke negerinya seni musik dan alat-alat musik Arab tu, yang menjadi fondasi pertama bagi Renaissance dalam bidang seni di Eropa. Ilmu musik Arab dapat dianggap sebagai obor yang menerangi jalan bagi seni Eropa pada masa itu,”tulis Dr Mahmud Ahmad al Hifni dalam buku itu.

Lebih lanjut ia menyatakan: “Peradaban Arab (Islam –pen) mempesona para pemuda dan kaum intelektual Eropa sedemikian rupa sehingga seorang pendeta dari Kordoba pada abad ke 9M dilaporkan sebagai telah mengeluh bahwa pemuda-pemuda Kristen lebih tertarik kepada bahasa Arab daripada bahasa Ltin, bahasa budaya di Eropa pada masa itu. Selain itu, mereka juga menyanyikan nyanyian-nyanyian Arab dalam perkumpulan-perkumpulan dan pertemuan-pertemuan social mereka.” (hlm. 380).

Dr Mahmud melanjutkan: “Banyak instrumen Arab lainnya yang diimpor oleh Eropa. Lengkap dengan nama Arabnya, seperti quittara (guitar), nacaire atau naker (keledrum), adufe (tambourine), Sonja (cymbals), anafil (born, dari kata Arab qarn), table atau taber (drum) dan echiquier yang dipandang oleh ahli-ahli musik Eropa sebagai tahap pertama dalam perkembangan piano.”

Memang peradaban Islam saat itu yang tinggi di dunia Arab dan Andalusia membuat Eropa banyak belajar kepada orang-orang Islam baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun budaya, termasuk seni musiknya. Sayangnya kini musik sudah banyak melenceng jauh dari Islam. Musik tidak digunakan lagi sebagai alat dakwah, alat jihad atau alat untuk lebih mencintai Allah-RasulNya, mencintai ilmu dan seterusnya, Tapi musik sekedar untuk hura-hura belaka dan bahkan banyak yang menyeleweng dari kaidah-kaidah Islam.

Karena itu, saatnyalah kini kaum Muslim mengembalikan musik ini kepada kaidah-kaidah Islam. Sehingga muncul musisi atau musik yang bernafaskan Islam. Wallaahu A’lam Bishawab.*
Penulis adalah Dosen STID Moh Natsir, Jakarta


web source: http://www.hidayatullah.com/read/24752/12/09/2012/musik-dalam-islam:-bolehkah?.html
READ MORE - Musik dalam Islam

Rabu, 06 Februari 2013

Rainmeter: Dekstop Art Cuztomisation

okeh amigoz... ya karena diriku sedikit bosan, jadi diriku akan membahas tentang sebuah utility atau aplikasi untuk mempercantik tampilan dekstop amigoz sekalian... whats that??? we call it "RAINMETER" hahaha...

mungkin sebagian amigoz, apalagi yang cinta pertamanya adalah komputer, pasti udah kenal, tapi yang mungkin komputer adl cinta kedua, ketiga dan seterusnya dilimitkan mendekati tak hingga, yah selamat berkenalan dengan rainmeter, hehhe

okeh next
rainmeter adalah... yah entah gimana ngata-ngatainnya tapi begini, check the look at this picture

                                          Tampilan Dekstop Win 7 secara default

Dan bandingkan dengan tampilan dekstop ku, hahahha (numpang dikit)
                                          Tampilan dekstopku pake rain meter
jadi begini, jangan mengira bahwa tampilan dekstopku itu cuman hasil editan gambar yg kemudian dijadiin walpaper... tapi dekstopku menggunakan rainmeter, yang mana rainmeter itu berfungsi untuk mempercantik tampilan dekstop kita, seperti menambahkan animasi (kalo didekstopku, yg diatasnya tulisan S.Y.S.P itu berputar, trus yg kaya gelombang gempabumi itu bergerak sesuai penggunaan PC, sama yg melingkar itu berotasi... dan yg kaya gambar gelombang warna biru itu bergerak sesuai kondisi baterei)

liat kan, betapa berbedanya, tampilan dekstop win 7 yang membosankan menjadi sebuah tampilan yang subhanallah beud... rain meter juga mempersimpel tampilan dekstop kita (kalo punya saya, yg tanda + itu berfungsi untuk menggantikan win eksplorer, tapi dikhususkan u/yg penting" aja)

masalahnya adalah satu, semakin kompleks desain suatu skin (tampilan) rainmeter, maka konsumsi RAM akan menjadi lebih banyak sehingga untuk PC dengan RAM sedikit ( <= 1GB) biasanya akan mengalami lemot/lelet/lalot/ atau apapun itu, jadi untuk PC yg seperti itu, yah mending ga usah pake rainmeter, pake dropbox aja...

yap itu saja mungkin, berminat mencoba, just klik below
Rainmeter 

dan untuk skinnya bisa klik link below
1.DeviantArt 
2.THEMEBin 
3.Apa lagi kalo bukan.....  Google     

well amigoz, saya kira itu dulu... hehehe hidup boleh brutal, tapi tetap semangat, yaahaai

credit to: S.Y.S.P (termasuk gambar, tapi tidak termasuk linknya, hhehe)
READ MORE - Rainmeter: Dekstop Art Cuztomisation

Minggu, 03 Februari 2013

Indigo, whats that??



Yah, semoga ini bukan menjadi postingan terakhir… tapi jika memang harus, ya tak apalah… okeh amigoz, sekarang saya akan membahas tentang Indigo… dan pasti semua pembaca sudah tau, tapi biarkan saya menggunakan sudut pandangku sendiri.

“Anak indigo atau anak nila (bahasa Inggris: Indigo children) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatural. Konsep ini merupakan ilmu semu yang didasarkan dari gagasan Zaman Baru pada tahun 1970-an. Konsep ini mulai terkenal setelah diterbitkannya beberapa buku pada akhir tahun 1990-an dan dirilisnya beberapa film satu dasawarsa kemudian. Interpretasi mengenai indigo ada bermacam-macam: dari yang meyakini bahwa mereka adalah tahap evolusi manusia selanjutnya (yang bahkan mempunyai kemampuan paranormal seperti telepati) hingga yang menyebut anak indigo sebagai orang yang lebih empatik dan kreatif.
Meskipun tidak ada satu bukti penelitian pun yang membuktikan keberadaan anak indigo atau sifat mereka, fenomena ini menarik perhatian orang tua yang anaknya didiagnosis mengalami kesulitan belajar atau yang ingin anaknya spesial. Kaum skeptik memandangnya sebagai cara orang tua menghindari penanganan pediatrik atau diagnosis psikiatrik yang tepat. Daftar sifat yang dimiliki anak indigo juga dikritik karena terlalu umum sehingga dapat diterapkan untuk hampir semua orang (efek Forer). Fenomena indigo dituduh pula sebagai alat untuk menambang uang dari orang tua yang mudah ditipu.” (dikutip dari Wikipedia)

Yah, seperti kata om wiki, anak Indigo (selanjutnya akan disebut indigo) biasanya sering dikait-kaitkan dengan hal-hal berbau supranatural… lalu apakah indigo itu pertanda dia seorang wali (karena ada hal” seperti itu), karena manusia biasa itu tidak mampu untuk seperti itu…
Well beranjak lebih jauh, tanpa mau menyudutkan kondisi indigo, begini, pada dasarnya manusia dan makhluk” astral itu hidup di dimensi yang berbeda, walaupun mungkin dimensi tersebut akhirnya berbenturan dan mereka menunjukkan wujudnya. Tapi percayalah, manusia tidak diberikan kemampuan untuk melihat wujud ASLI dari makhluk astral tersebut. Lalu bagaimana bisa indigo mampu melihatnya? Ada 3 kemungkinan, pertama boleh percaya atau tidak, didalam diri manusia, terdapat suatu emosi negative, yang mana emosi inilah yang biasanya terkait dengan jin setan dan sejenisnya untuk merasuki manusia. Nah emosi negative itulah yg mampu membuat orang yg memilikinya menjadi bisa melihat makhluk astral tersebut. Berbelit ya, secara kasar begini, emosi negative menarik jin untuk menggoda sang pemilik emosi, kemudian karena jin tersebut menggoda (dalam hal ini mencoba merasuk ke dalam diri) maka mempengaruh kondisi sang pemilik, sehingga mampu melihat jin lain (dalam asumsi jin dengan jin dapat saling melihat karena mereka hidup di dimensi yg sama)… terlalu ribet? Ini analogi yg paling sederhana, kita manusia, bisa berinteraksi dengan manusia disekitar kita karena berada pada dimensi yg sama, iyakan? Nah bagaimana dengan  manusia yang ada di layar TV tepat pada saat itu? Kita dan manusia yg ada di TV (tanpa alat komunikasi apapun, jadi bukan webcam atau skype dan sejenisnya) adl sama” manusia, namun pada dimensi yg berbeda, sehingga interkasi kita dengan mereka menjadi terbatasm (berlaku juga dengan konsep E.T atau Alien, kita dan mereka ada pada dimensi yg berbeda untuk saat ini), menger kan???
Okeh lanjut, kemungkinan kedua adl leluhur sang indigo pernah melakukan suatu kongsi dengan jin, sehingga mengakibatkan jin tersebut memiliki keturunan yg bersemayam dalam tubuh keturunan leluhur tadi (ini juga memiliki kemungkinan tertinggi). Atau yang terakhir, kemungkinan ketiga, semua hal itu adalah kebohongan, jadi dia mengaku-ngaku sebagai seorang indigo…
Nah itu sekilas tentang kemungkinan indigo, walaupun tidak menutup kemungkinan juga bahwa indigo itu adl orang baik-baik. Karena jika kita hanya mengacu pada pernyataan bahwa indigo itu berkaitan dengan supranatural, maka bisa dikatakan bahwa para Wali yg bisa berinteraksi dengan jin, ataupun Nabi adl indigo, dan itu bertentangan dengan bahwa indigo itu buruk..
Allright, kita gak mebahas apakah indigo itu baik atau buruk disini, itu semua relative tergantung bagaimana amigoz memandangnya… okeh, sekarang gimana sih anak indigo itu? Yah selain bisa berinteraksi dengan hal” astral, entah melihat, mendengar, atau merasakan, indigo biasanya tidak menyukai peraturan, secara tidak sadar keluarga dan teman”nya sering menganggapnya aneh, cenderung memiliki intuisi yang kuat, memiliki kecerdasan yang tidak terlalu jauh dari kecerdasan rata-rata (walaupun sebagian memiliki IQ yang wow), dan cenderung hyperactive (karena indigo itu terkait dengan ADHD, atau attention-deficit hyperactivity disorder), dan lebih sering optimis daripada pesimis, namun sulit untuk membangunkan dirinya dari kepesimisan, walau tidak semua…
Nah, mirip dengan karakter manusia biasa kan?? Hehe jadi terjawab sudah, eksistensi indigo adl manusia juga, namun dengan aura indigo… ^_^
Kalau missal bingung dengan aura manusia seperti apa, umm biar ku beri tau sedikit tentang aura yg pernah ku rasakan… saat orang didekat mu sedang bersedih atau jengkel namun tak biasa ngapa-ngapain (maksudnya marah tapi pasrah atau dalam kondisi tidak bisa menerima), maka akan terlihat ada pendaran cahaya berwarna biru kehijauan dengan hijau lebih dominan, kemudian saat berdekatan biasanya akan terasa suhu yang sedikit dingin (pengalaman pribadi), dan saat seseorang marah, yah jangan pikirkan auranya berwarna merah… pada dasarnya dari pengalaman, yg kuperhatikan adalah kulitnya menjadi lebih gelap, dan saat kau mendekat, akan terasa suatu tekanan atau seperti tertekan… yah sisanya saya belum tau, sama satu lagi mungkin, aura kegembiraan, percayalah… aura kegembiraan itu lebih mudah menular daripada aura bersemangat, jadi, jika disekitarmu banyak yg berbahagia, yakin aja pasti ada seseorang dengan aura kebahgiaan disitu hehe

Well mungkin itu saja, jika amigoz punya pendapat lain, yah… pendapat itu relatif, jadi monggo, hehe

credit to : S.Y.S.P (karya pribadi itu lebih asik, hehe kita bebas berpendapat)^_^v

READ MORE - Indigo, whats that??

Need a Translate?

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Popular Posts