Perpustakaan dibangun dan dimulai dengan alasan filosofis dimulainya pengumpulan buku2, sampai pada akhirnya mengoleh perpustakaan akan menjadi tugas dan tanggung jawab yg besar, yg memerlukan komitmen untuk menjustifikasi faedahnya. Perpustakaan dibangun berdasar keyakinan bahwa menulis adalah cara terbaik untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Namun hal ini menjadi perdebatan, mengingat tokoh2 pada waktu itu, seperti Plato dan Socrates, lebih suka berdebat daripada menulis sesuatu. Dalam hal ini, terdapat garis lurus antara Demetrius dan Aristotle untuk menyokong tulisan, sehingga menghasilkan yg slama ini kita kenal, perpustakaan.
Daya tarik kota itu adalah
perpustakaan kerajaannya. Didirikan pada awal abad ketiga Sebelum Masehi (SM) dan disponsori sepenuhnya oleh keluarga Ptolemeus, perpustakaan itu beserta kuil dewi-dewi Muse menjadi pusat ilmu pengetahuann dalam dunia
Helenik.
Konon, perpustakaan ini memiliki 700.000 gulungan
papirus. Sebagai perbandingan, pada abad ke-14,
Perpustakaan Sorbonne yang katanya memiliki koleksi terbesar dizamannya hanya memiliki 1700 buku. Para penguasa Mesir begitu bersemangat untuk memperbanyak koleksi mereka sampai-sampai mereka memerintahkan prajurit untuk menggeledah setiap kapal yang masuk guna memperoleh naskah. Jika ada naskah yang ditemukan, mereka menyimpan yang asli dan mengembalikan salinannya. Menurut beberapa sumber, ketika
Athena meminjamkan naskah-naskah drama klasik
Yunani asli yang tak ternilai kepada
Ptolemeus III, ia berjanji membayar uang jaminan dan menyalinnya. Tetapi sang raja malah menyimpan yang asli, tidak mengambil kembali uang jaminan itu, dan memulangkan salinannya.
Ironisnya, para panitera merasa tidak perlu menguraikan bangunan-bangunan umum Aleksandria secara terperinci. Sebab pernyataan
Athenaus, sejarahwan abad ketiga, adalah contoh yang khas, yakni
"Menyangkut jumlah buku, pendirian perpustakaan-perpustakaan, dan koleksi di Balai Dewi-Dewi Muse, buat apa saya ceritakan, karena semua itu ada dalam ingatan orang-orang?"
Komentar-komentar semacam itu membuat frustasi cendikiawan modern, yang ingin sekali mengetahui lebih banyak tentang perpustakaan kuno yang mempesona ini.
Sewaktu bangsa
Arab menaklukkan Mesir pada tahun
640, perpustakaan Alexandria kemungkinan sudah tidak ada. Para cendikiawan masih berdebat tentang bagaimana dan kapan tepatnya perpustakaan itu lenyap. Ada yang mengatakan bahwa banyak isinya mungkin hilang sewaktu
Julius Caesar membakar sebagian kota itu pada tahun
47. Apa pun penyebabnya, lenyapnya perpustakaan itu menyebabkan hilangnya segudang pengetahuan. lenyap pula ratusan karya penulis drama Yunani serta catatan tentang 500 tahun pertama sejarah Yunani kecuali beberapa karya
Herodotus,
Tusidides dan
Xenopon.
Perpustakaan yang dibangun kembali ini dibuka pada bulan Oktober 2002 dan berisi sekitar 400.000 buku ditambah dengan sistem komputer yang modern dan mutakhir memungkinkan pengunjung mengakses koleksi perpustakaan lain. koleksi utamanya dititik beratkan pada peradaban
Mediterannia bagian timur. Perpustakaan baru ini memiliki kapasitas 8.000.000 buku.
source: wikipedia, dengan pengubahan seperlunya...