Anunnaki adalah salah sekelompok Dewa dari bangsa Sumeria, Akkadia, Asyiria dan Babylonia. Annunaki muncul di dalam mitos penciptaan bangsa Babylonia, Enuma Elish, di dalamnya juga disebutkan mengenai Marduk. Setelah penciptaan manusia, Marduk membagi Anunnaki dan
menugaskan mereka di tempat-tempat yang telah ditentukan, tiga ratus di
surga, dan tiga ratus di bumi. Dalam hal ini bisa kita lihat bahwa Anunnaki sebenarnya
adalah sekelompok Dewa yang jumlahnya sekitar 600 Dewa, sementara dalam
berbagai kebudayaan dan kepercayaan terhada Dewa-Dewi kita ketahui
bahwa mereka memiliki satu nama untuk satu Dewa atau banyak nama untuk
satu Dewa. Ini adalah sebuah hal yang unik dengan adanya satu sebutan
untuk 600 Dewa yaitu Anunnaki.
Apakah mungkin Dewa-dewa yang disebut sebagai Anunnaki ini adalah sekelompok makhluk dengan kecerdasan dan teknologi tinggi ?
Untuk
menjawab pertanyaan di atas, saya kembali meninjau sebuah peristiwa
yang tidak terlalu jauh masanya. Pada saat perang dunia ke-dua, penduduk
asli Papua New Guinea (Papua Nugini) dikejutkan dengan suara pesawat
yang kemudian mendarat di sebuah lahan kosong, dari dalamnya muncul
orang-orang berkulit putih yang belum pernah mereka temui sebelumnya,
mereka terkejut melihat penampilan fisik mereka yang benar-benar berbeda
dengan mereka dan turun dari atas "burung besi". Dari dalam pesawat
orang-orang pendatang ini menurunkan supply bahan makanan untuk para
penduduk lokal sebagai bantuan logistik atas pecahnya perang.
Mungkin mereka berpikir bahwa orang-orang berpenampilan aneh dan menaiki "burung besi" ini adalah Dewa yang
datang untuk memberi mereka berkah berupa makanan dan obat-obatan.
Tetapi beberapa waktu kemudian perang sudah usai dan orang-orang
pendatang ini meninggalkan Papua New Guinea. Penduduk lokal melihat
mereka menaiki "burung besi" kemudian terbang ke langit. Karena lama
para "Dewa" ini tidak kembali maka penduduk lokal pun membuat tiruan
dari pesawat atau "burung besi" yang ditunggangi oleh orang-orang maju
tersebut dengan harapan bila mereka melihat tiruan pesawat itu, maka
orang-orang yang mereka anggap sebagai "Dewa" itu akan datang lagi dan
memberi mereka makanan.
patung Anunnaki
Hal
yang sama bisa saja terjadi, saat orang-orang di masa lalu melihat
makhluk dengan bentuk dan penampilan aneh datang menggunakan sebuah
"tunggangan" yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, berbagi
pengetahuan dan makanan dan kemudian meninggalkan mereka ketika misi
mereka sudah selesai, atau gagal, dan kemudian orang-orang kuno ini
membangun patung dengan bentuk menyerupai mereka, dengan harapan supaya
"Dewa-dewa" ini datang lagi.
Hubungan Anunnaki dan kebudayaan bangsa lain
Pada beberapa relief peninggalan bangsa Sumeria ada beberapa yang cukup mengejutkan, salah satunya adalah relief di bawah ini :
Pada
relief pada bagian atas terdapat Ahura Mazda, sang Dewa penemu
kepercayaan Zoroastrianisme bangsa Persia. Pada relief tersebut terlihat
seakan-akan Ahura Mazda melindungi pohon kehidupan (tree of life bangsa
Sumeria) dan empat orang yang disekitarnya adalah para Anunnaki. Dari
sini kemudian muncul lagi pertanyaan :
Siapa
sebenarnya Ahura Mazda dewa penemu kepercayaan Zoroastrianisme bangsa
Persia yang memerintahkan pengikutnya untuk membangun kota pengungsian
bawah tanah Derinkuyu di Turki (dulu Persia) dan apa hubungannya dengan
Anunnaki, dewa bangsa Sumeria, Akkadia, Asyiria dan Babylonia?
Untuk menjawab pertanyaan itu, saya telusuri lagi Anunnaki dari awal.
Menurut
mitos bangsa Babylonia, Anunnaki adalah anak-anak dari dewa-dewi
bersaudara yaitu Anu dan Ki (Ea), yang merupakan anak dari Anshar dan
Kishar (Langit dan Bumi) dimana mereka adalah anak dari Lahamu dan
Lahmu, nama yang diberikan untuk penjaga gerbang Abzu, sebuah kuil di
Eridu (sebuah kota Sumeria kuna, yang saat ini bernama Tell Abu Shahrain
di propinsi Dhi Qar Governorate, Irak), sebuah tempat yang dipercaya
sebagai lokasi terjadinya penciptaan. Lahamu dan Lahmu sendiri adalah
anak dari Tiamat (Dewi Laut) dan Abzu (Dewa Air).
Anshar
Gambar
di bagian atas yang mirip dengan Ahura Mazda (Dewa Cahaya dan
Kebijaksanaan yang terkadang juga disebut sebagai Dewa Langit bangsa
Persia) adalah Anshar (atau Anshur, Ashur, Asshur) yang juga merupakan
dewa langit bangsa Babylonia, Sumeria, Akkadia dan Asyiria.
Tiamat
sendiri dalam mitos itu digambarkan sebagai Dewi kehancuran, dalam
budaya lain disebut sebagai Leviathan, yang ingin menghancurkan dunia
yang telah diciptakan oleh Marduk, dan dikisahkan bahwa Anshar memimpin
para dewa untuk bertempur melawan Tiamat.
Jika
memang ada fakta di balik mitos dari bangsa-bangsa yang berbeda itu,
bisa diambil kesimpulan bahwa Ahura Mazda dan Anshar jika dilihat dari
penggambarannya oleh kebudayaan berbeda, berasal dari satu kelompok yang
sama, yaitu mereka yang mempunyai kebudayaan maju yang tersebar di
beberapa tempat di sekitar daerah tersebut sehingga melahirkan sebuah
mitos atau legenda mengenai orang-orang hebat ini yang dirangkum dalam
sebuah mitologi, saling menghubungkan kelompok-kelompot tersebut dalam
sebuah garis keturunan dewa-dewi dan dipuja dalam kepercayaan mereka.
Adanya pertempuran yang dipimpin oleh Anshar melawan Tiamat sama persis
dengan mitos bangsa Persia yang juga tertulis dalam teks-teks suci
mereka sebagai pertempuran antara Ahura Mazda dengan Angra Meinyu.
Salah satu tablet Enuma Elish
Asal mitos Anunnaki
Banyak
orang percaya bahwa anunnaki berasal dari mitos bangsa Sumeria karena
sempat disebutkan dalam sebuah kisah penciptaan bangsa Sumeria, tetapi
kisah yang lebih lengkap mengenai Anunnaki ini justru berasal dari
Babylonia, sehingga besar kemungkinan bahwa mitos mengenai Anunnaki ini
berasal dari Babylonia dan kemudia tersebar kepada bangsa Sumeria,
Asyiria dan Akkadia, atau bisa jadi para Anunnaki ini juga mendatangi
tempat-tempat tersebut dan mulai membangun kepercayaan mengenai
dewa-dewi di sana yang sama seperti kepercayaan bangsa Babylonia.
0 comments:
Posting Komentar