well... amigo, ini cerita lama... tapi sekarang adalah saat yg tepat untuk menceritrakannya kembali... sebuah kenangan, wahahaha
H-1, Kamis 28 Maret 2013
sebenarnya, acara rihlah ini sudah direncanakan oleh murabbi kami,
mas Tatang sejak 2 minggu yang lalu. Pembagian kelompok juga sudah dilakukan,
akan tetapi, khususnya kelompok kami baru mencari semua perlengkapan di hari
ini... kalang kabut sebenarnya, bahkan ada kondisi dimana saya pribadi sempat
berpikir untuk tidak ikut (padahal semuanya sudah siap, tinggal tenda doang).
Tetapi dengan kegigihan dan kekerasan kepala Mas'ul, Adlian, akhirnya saya
bertetap untuk ikut...
H Day, Jum'at 29 maret 2013
Turu at the truck... hehe |
hari ini, janjinya kami semua subuh berjamaah di masjid Al-Hidayah,
dekat kosan mas Puji (Danyon periode 2011-2012), jadi saya bangun dan
dibangunkan serta membangunkan pada pukul 03:00. kemudian bersiap dan
berpamitan kepada teman-teman dekat, wahahaa. Singkat cerita, sesampainya di
Al-Hidayah, saya hanya bertemu mas Tatang, bg Dedi, dan mas Iwan pada saat
Shubuh berjamaah. Kami menunggu kira-kira 1.5 jam sampai pukul 05:30, barulah para
peserta datang. Awalnya saya kaget, yang datang pertama pas itu adalah
rombongan mas Fadlan, mas Vian, mas Relly, ka Rizki, kemudian disusul oleh bg
Maul, bg Shirat, mas Ari, Shio, Septo, dan bg Toat. Awalnya saya kira hanya
liqo kami yang diajak, tapi rupanya liqo-an senior dan liqo-an bg Dedi juga...
sekitar 05:45, barulah Mas'ul (Adlian) beserta rombongan + mas Purr datang.
Setelah lengkap, kami bergerak menuju starting point tempat tronton
menunggu, jl Camar. Sekitar jam 06:00 kami berangkat. Posisi duduk kami di
tronton kira-kira seperti berikut ini (dihitung dari depan ke belakang): Ijal,
Ikki, Oji, Trian, mas Ari, bg Shirat, mas Teguh, mas Relly, bg Maul, dan ka
Rizky di paling ujung. Kemudian di seberangnya ada Adlian, saya, Wahyu, Shanas,
bg Toat, Shio, mas Purr, mas Fadlan, mas Vian, mas Tatang, dan paling ujung
luar Septo. Sedangkan bg Dedi dan mas Iwan didepan.
udah dekat cuiii |
Perjalanan kami tidak begitu jauh, 3-4 jam perjalanan. Perjalanan
kami melewati lokasi Prasasti Ciauterun, kemudian ada juga masjid yang cukup
menarik perhatian ku, masjid Al-Ikhlas, yang notabene ukuran mushola kampus
sedikit lebih besar. Kemudian ada juga penampakan bekas fault, atau bisa
dibilang bekas normal fault. Di jalanan memasuki bogor juga banyak terdapat
peminta sumbangan untuk masjid diwilayah situ.
Entah kenapa, tapi sepertinya kendaraan kami sedikit memonopoli jalanan, entah karena ukurannya atau karena “brimob”nya. Pokoknya tronton kami mendapatkan prioritas lebih. Di sekitaran wilayah desa Cibineng (kalau tidak salah), terlihat kandang kuda yang cukup luas dengan 3 ekor kuda didalamnya berwarna hitam, coklat, dan putih.
Prosesi pembangunan tenda |
Kami sampai diareal gunung karimun salak sekitaran jam 09:00, dimana
awalnya tidak ada sinyal untuk telkomsel, tapi lama-kelamaan sinyalnya muncul
kembali (Alhamdulillah, hehehe).
Lanjut, kami berhenti di area Blok B-I, kemudian apel, yang dibuka
oleh mas Tatang, dan ada tilawah merangkap hafalan dari mas Relly. Selanjutnya
kami istirahat sembari sarapan (1 nasi uduk untuk berdua) dan membangun tenda,
sekitaran jam 10:15.
total ada 5 tenda, yang awalnya letaknya tidak beraturan, dan
kemudian kami semuanya disuruh untuk merapikan letak tenda dan menyamakan arah
pintu menghadap ke kiblat.
Selanjutnya kelompok kami (dalam hal ini Mas'ul, saya, Shanas, dan
Ikki) masak, kami masak nasi, indomie soto pake bumbu indomie goreng (a little
bit freak), dan sarden punya ikki (ini jadi inspirasi yel-yel kami). Yah
percobaan masak nasi pertama kami adalah... nasi bakar (yah, jangan sebut
gosong lah), tapi tak apa, yang penting perut terisi.
Mas'ul |
Setelah zuhur dijamak ashar, kami semua para peserta (mas Tatang, bg
Dedi, mas Relly, dan mas Iwan panitia) berkumpul dan main game dengan kondisi
mata tertutup kecuali Mas'ul. Yah, karena mataku ditutup, jadi saya cuman
ceritakan apa yang saya rasakan saja. Kelompok kami yang terakhir memasuki
arena permainan. Awalnya ada koprol depan 2 kali (ntah lurus entah nggak, yg
penting ke depan), setalah itu merayap, dan ada basah-basahnya, lumpur, yang
terakhir jalan jongkok pada lintasan menanjak. Setelah itu, game baru
benar-benar dimulai. Totalnya ada 4 game ditambah game tentang konsentrasi
angka (Alhamdulillah sampai 3 besar dari seluruh peserta dikurangi 1 tim yang
terlambat menyelesaikan game).
Seusai game, kami berjalan naik, sekaligus gladi untuk perjalanan
besok. Kami berjalan (dan saat itu tim kami dan beberapa orang memilih nyeker)
sampai di air terjun (ga ada dokementasinya). Sesampainya di air terjun, Mas'ul
dan Shanas adalah orang pertama yang terjun ke air. Dan kejadian berikutnya
adalah, kami semua beradu siapa yang paling tahan di bawah guyuran air terjun.
Percaya atau tidak, yang paling tidak tahan adalah mas Teguh (jika kalian liat
ekspresinya, itu sesuatu sekali, hehehe).
sekembalinya dari air terjun, kami melihat didekat camp kami, ada
juga camp penggodokan pramuka, PPAC kalau tidak salah, tapi itu tidak ada
hubungannya dengan agenda kita. Kami istirahat setibanya dicamp. Sekitaran jam
16:00 liqo kami dikumpulin di tenda tim kami, jadi kami ber-10 ada dalam satu
tenda (dalam hal ini Adlian, Shanas, Ijal, Ikki, mas Teguh, aa Oji, Way, Trian,
saya, dan mas Tatang... could u imagine dat how big our tent is???)
malam, sekitaran pukul 19:30, kami semua melakukan haflah, atau
persembahan. Dimana penampilan setiap kelompik mengundang tawa, mulai dari
kekocakan mas Ari, ketidak hafalan Septo, bahasa tegal Oji dkk (wah), sampai
diamnya Shanas karena diliatin penonton. Yang penting menghibur.
Setelah itu, acara disambung dengan sebuah “Testimoni Tarbiyah”dari
mas Relly (murabbi geofisika). Sebuah cerita tentang perjalanan beliau dalam
tarbiyah. Acara malam ini selesai pukul 21:00, dan saya dapat jadwal jaga malam
pertama sampai pukul 22:30 bersama Shio dan mas Teguh.
H+1, Sabtu 30 Maret 2013
hari ini, kami semua dibangunkan sekitaran jam 02:00, kemudian
dikumpulkan. Dan kami digembleng & diajarkan tentang kerja sama,
persaudaraan, dan ukhuwah yang kuat untuk dakwah yang berhasil (yah silakan
bayangin di gembleng tu seperti apa). Selesai semua itu, dilajut qiyamul lail
dan shubuh berjamaah.
Pukul 06:00 – 08:00, kami beristirahat sekaligus packing untuk naik.
Dan juga masak, well masakan kali ini adalah kemajuan, karena nasinya berhasil
matang sempurna (dari 3 kali masak nasi, yg pertama gosong, yg kedua agak
keras, yg ini suksesss). Pukul 08:30, kami naik... tidak begitu banyak hal
menarik saat naik pertama, sampai kimi akhirnya istirahat di rest area menuju
kawah ratu. Di rest area, kami melakukan nasyid, entah hafal ntah nggak, yang
penting menghibur ditengan pelu-peluh lelah.
Disekitar rest area, juga nampak organisasi KAMI yang juga sedang
melakukan outbound tarbiyah... “Masa depan di tangan ISLAM”, itulah sepenggal
lirik dari nasyid yang baru saja kami hafalin (atau sebagian dari kami), yang
akhirnya aa Oji mengulang-ulanginya.
we're at puncak now... kawah queen |
Kami naik lagi sekitar pukul 09:13, arena yang kami lalui mulai
menjadi lebih licin namun hal itu tidak menyurutkan semangat peserta. Kami rest
2 kali, sekaligus mencicipi segarnya air sungai yang adem (ngalahin pocari
sweat, jujur). Pukul 11:00, bau belerang mulai tercium, 26 menit kemudian kami
naik (melewati helipad) kami sampai di kawah a.k.a puncak kawah ratu.
Dipuncak, kami semua melepas penat sambil memakan roti pembagian
pagi tadi. Aroma sulfur tercium sangat jelas dan ada pemandangan asap yang
keluar kawah dan uniknya, ada beberapa kominutas tumbuhan yang hidup sedangkan
lainnya disekitarnya mati. Semua batu-batuan berwarna coklat-merah-putih &
air sungainya puyih seperti susu hangat (karena suhunya juga agak panas).
Survival ? |
11:50 kami turun, yah trek turun rupanya tidak semudah trek naik,
walaupun trek naik sedikit lebih ekstrim, tetapi trek turun lebih licin (sampai
gelincir coi). Selama perjalanan turun, kami bertemu banyak pekemah, termasuk
juga bule yang katanya asal Pakistan. Dan saat turun juga, kami terpisah dengan
mas Teguh, mas Purr, mas Fadlan, dan Septo yang berjalan jauh didepan dan
meninggalkan kami. Dan kami juga yang ketinggalan nyaris kesasar (udah kesasar
sekitar 25 meter si).
Skip to the last
kita, atau saya lebih tepatnya, sampai di bawah (tujuan) pukul
14:06. sungai di tempat itu terlihat sangat indah, sekalipun agak keruh. Kami
semua bersih-bersih bekas lumpur disitu. Yah, satu yang belum saya beri tahu
adalah, hal palin unik saat pendakian, sebagian dari kami menggunakan sendal
SWALLOW... termasuk saya karena awalnya pakai sepatu, namun setelah tiba di
bawah saya ganti sandal. Terbukti “ SWALLOW Menaklukkan SEGALA MEDAN!” hahahha
dari sana, kami lanjut jalan lagi menuju tempat tronton menunggu.
Saat itu, saya, aa Oji, Way, Shio, Shanas, Ijal, mas Teguh, bg Shirat, mas Ari,
& mas Rizky sedikit ketinggalan karena kami sempat beristirahat sambil
menikmati sedikit snack yang kami bawa. Kami berjalan dan rupanya, Adlian a.k.a
Mas'ul, mas Fadlan, dan mas Tatang sudah menunggu sekitar 6 menit. Mereka
menunggu karena takut kami salah masuk tronton (saat itu ada beberapa tronton
milik akhwat entah dari mana). Karena hujan, kami berteduh di warung terdekat
sambil makan gorengan, dan tidak disangka-sangka, tronton kami malah naik dan
menjemput kami. Sekitar jam 3, kami sholat zuhur jamak ashar di masjid
Ar-Raihan.
Kami meninggalkan kompleks gunung pada pukul 16:00. apa yang saya
dapat kali ini, jelas sudah pasti luka-luka, memar, lelah, letih, tapi tidak
hanya itu. Ada juga pelajaran tentang Tarbiyah, syariat, Ukhuwah, dan tujuan
dari semua itu, Khilafah...
jujur saat pulang, saya lebih banyak tidur di tronton karena lelah.
Pokoknya kami sampai di ponbet pukul 20:30... yah itu kira-kira perjalanan
singkat kami, bentar tapi berkesan. Paling tidak ada beberapa kata yang khas
saat itu,
“Masa
depan di tangan ISLAM”
“
SWALLOW Menaklukkan SEGALA MEDAN!”
“Karena
Tiap Hari Makan SARDEN” (ini sepenggal yel-yel kelompok kami, hehe)
SALAM
SATU JIWA, ALLAHU AKBAR
0 comments:
Posting Komentar