Pages

Jumat, 04 Februari 2011

Perkembangan Kendaraan Perang

Perkembangan transportasi pada akhir abad 20 erat sekali dengan sistem ramah lingkungan. Bermula dari abad 15 bangsa Inca dapat membangun jalan(16.000 km). namun sebenarnya pada tahun 3500 SM manusia sudah membuat alat transportasi dengan bantuan binatang(gerobak). Pada awal abad 1800 rel kereta pertama kali di gunakan. Lalu pada tahun 1769 Nicolas-Joseph Cugnot menciptakan mobil pertama bertenaga uap dengan 4 penumpang, & pada tahun 1885 Gottlieb Daimler menciptalan sepeda Motor. Lokomotif uap yang di rancang Richard Trevithick hadir pada 1804. Pada transportasi udara pesawat pertama kali diciptakan oleh Wilbur Wright & Orville wright pada 1903, sedangkan pesawat komersil pertama digunakan pada 1914 di Florida. Di laut penemuan kapal berawal dari kegiatan pelayaran manusia pada masa lampau dan akhirnya sempurna pada 1686 denagn kapal bertenaga uap Marquis d’Abbans.
Di Indonesia transportasi darat, kendaraan bermotor yang melayani pertama kali bernama DAMRI, sedangkan untuk kereta api oleh Djawatan kereta Api Repoeblik Indonesia pada 28 September. Di laut Indonesia terlayani oleh belanda pada 1950 dengan nama N.V Koninklijke Paketvaourt. Di Udara , penerbangan pertama nasional adalah garuda Indonesia.

1.1 Tank

Tank adalah kendaraan tempur lapis baja yang bergerak menggunakan roda berbentuk rantai. Ciri utama tank adalah pelindungnya yang biasanya adalah lapisan baja yang berat, senjatanya yang merupakan meriam besar, serta mobilitas yang tinggi untuk bergerak dengan lancar di segala medan. Meskipun tank adalah kendaraan yang mahal dan membutuhkan persediaan logistik yang banyak, tank adalah senjata darat paling tangguh dan serba-bisa pada medan perang modern, dikarenakan kemampuannya untuk menghancurkan target darat apapun, dan efek mentalnya terhadap infanteri.
Tank biasa dimasukkan dalam unit lapis baja pada pasukan terpadu, yaitu gabungan antara infanteri dan kavaleri lainnya. Tanpa dukungan unit lain, tank, walaupun memiliki pelindung tebal, tetap bisa dilumpuhkan oleh infanteri, ranjau, artileri, dan helikopter atau pesawat. Tank juga tidak efektif di medan hutan dan perkotaan, di mana kemampuan jarak jauh tank jadi tidak bisa dipakai, penglihatan pengendara tank jadi terbatas, dan meriam tank mungkin tidak bisa berputar secara maksimal.
Tank pertama kali dipakai pada Perang Dunia I untuk memecahkan kebuntuan perang parit, dan peran tank lama-kelamaan berevolusi untuk mengantikan peran kavaleri. Istilah tank (tangki) muncul pada saat pembuatan tank-tank pertama di pabrik-pabrik di Inggris: para pekerja diberitahukan bahwa mereka sedang membuat sebuah kendaraan pengangkut air beroda rantai, jadi pembuatan kendaraan tempur ini bisa dirahasiakan.
Tank dan taktik kendaraan lapis baja telah berevolusi selama hampir seabad. Walaupun sistem senjata dan pelindung tank masih terus dikembangkan, banyak negara yang mulai mempertanyakan kebutuhan kendaraan berat seperti ini, khususnya dalam era perang non-konvensional.
 
1.2 Pesawat Tempur
Pada masa Perang Dunia II, bentuk pesawat mengalami perubahan yang lebih jauh daripada era sebelumnya. Perubahan itu diantaranya meliputi, bahan yang digunakan, desain pesawat, mesin pesawat, cokpit serta dilengkapi dengan sistem radio bahkan ada yang dilengkapi radar. perubahan tersebut seiring dengan perkembangan tekhologi pada masa itu misalnya radar pada sistem pertahanan melengkapi lampu sorot (search light) yang dapat mencium jejak pesawat lawan pada jarak yang jauh serta berbagai cuaca dan waktu. Mesin pesawat yang tidak lagi menggunakan bentuk radial serta dilengkapi dengan sistem injeksi bahan bakar seperti Messerschmit yang memungkinkan pesawat dapat bergerak lebih lincah serta dapat distarter langsung dari kokpit tanpa bantuan staf darat. Bahkan menjelang akhir perang mulai diluncurkannya pesawat bermesin jet seperti Gloster Meteor dan Messerschmitt Me-262. Bahan pesawat yang terbuat dari metal sekalipun penemuan radar membuat pesawat tersebut mudah diketahui pihak lawan. Desain pesawat yang lebih ramping streamline terlebih-lebih menjelang akhir perang.
Dari sistem senjata selain dilengkapi senapan mesin baik kaliber 7,7 mm, 12,7 mm, sampai 20 mm bahkan ada yang dilengkapi roket seperti halnya P-51 Mustang dan Me-262.
Pada saat ini juga digunakannya pesawat tempur yang diluncurkan dari Kapal Induk meskipun diperkenalkan oleh Angkatan Laut Inggris pertama kali pada tahun 1912. Terlebih lebih di medan pasifik dimana pertempuran lebih banyak terjadi di lautan antara Jepang dengan Amerika.
Pada masa ini dikenal pesawat seperti Messerschmit Bf 109, Focke Wolf (Jerman) , Spitfire, Hurricane (Inggris), P-51 Mustang, P-38 Lightning (USA), Mitsubishi A6M2 Zero, Hayabusha (Jepang). Lavochkin, Sturmovik (Rusia). Serta mengenal jagoan jagoan (Ace) di udara diantaranya Mayor Eritch Hartmann (Jagoan dari segala jagoan, lebih dari 300 pesawat lawan dijatuhkan, dari Jerman), Peltu Hiroshi Nishizawa, Saburo Sakai, Ohta (Jepang).
Mulai diperkenalkannya pesawat tempur jet oleh Jerman dan Inggris membuka era baru pesawat tempur. Terlebih lebih setelah menyerahnya Jerman (1945) sehingga banyak para ahli dari Jerman yang dibawa oleh pasukan Sekutu (Aliansi) untuk mengembangkan teknologi negara negara sekutu. Selain negara negara sekutu, Uni Soviet juga tertarik mengembangkan pesawat bermesin jet sekalipun bermodalkan mesin jet hasil bantuan Inggris Rolls Royce Nene yang tiruannya digunakan pada pesawat tempur MiG-15.
Perang Korea menjadikan saksi pertempuran pesawat tempur bermesin jet pertama sepanjang sejarah. Tercatat berbagai jenis pesawat tempur bermesin jet terlibat antara lain MiG-15 Fagot (Rusia), F-86 Sabre, p-86 Shooting Star (Amerika Serikat) selain pesawat pesawat bermesin baling baling era Perang Dunia II seperti P-51 Mustang, B-25, B-26, B-29 (AS), Yak-3, Il-2 Sturmovik (Rusia).Meskipun saat itu pesawat pesawat tempur jet masih dilengkapi pisir untuk menembak.
Dalam perkembangan selanjutnya, dan terjadinya pertempuran pertempuran besar yang menghiasi kurun waktu tersebut antara lain pertempuran Arab Israel, Krisis Suez, Perang 6 Hari, Perang Yom Kippur, Insiden Tiongkok Taiwan, Perang Vietnam, serta Ancaman Tirai Besi Uni Soviet membuat cepatnya perkembangan pesawat pada era ini. Dilengkapinya rudal berpenuntun infra merah pencari panas, rudal dan bom berpandu laser, Radar pada pesawat membuat peralatan pada kokpit menjadi bertambah tidak hanya sebatas pisir pembidik senapan. Masing-masing pihak berlomba-lomba membuat pesawat tempur yang tekhnologinya selalu diperbaharui.
Pada masa ini dikenal dengan pesawat-pesawat seperti F-86 Sabre, F-100 Super Sabre, F-102 Delta Dagger, F-106 Delta Dart, F-105 Thunderchief, F-5 Tiger II, A-4 Skyhawk (AS), MiG-15 Fagot, MiG-17 Fresco, MiG 19 Farmer, MiG 21 Fishbed, Su-7 (Uni Soviet), Mirage IIIC, Mytere, Super Mystere (Perancis), Vampire (Inggris).
Pesawat pada era Penyempurnaan Teknologi terjadi pada tahun 1970-an sampai sekarang, penyempurnaan terjadi khususnya dibidang teknologi radar, avionik serta sistem persenjataan. Khususnya berdasarkan pengalaman pada perang-perang yang terjadi pada era sebelumnya.
Dari bentuk bentuk pesawat yang didesain memiliki Angle of Attack (Sudut Serang) yang tinggi sehingga didapat bentuk pesawat yang terkesan halus, "cakep" dan tidak segarang dan sekasar era sebelumnya namun memliki kemampuan yang melebihi era sebelumnya. Mesin yang mampu memberikan daya dorong tinggi tetapi juga diusahakan hemat bahan bakar. Antena radio dan Radar yang lebih sensitif dibandingkan pada masa lalu yang bahkan tidak dilengkapi radar sama sekali-bahkan didesain untuk mencium lawan yang lebih jauh bahkan sebelum pesawat lawan dapat dilihat oleh mata dapat dihancurkan sehingga memunculkan rudal rudal berpandu yang memiliki jangkauan lebih jauh dan ditembakkan dari segala arah seperti AIM-7 Sparrow, AIM-9 Sidewinder (yang disempurnakan), AIM-50 pohenix sampai AIM 120 AMRAAM, AA 13 Archer, Matra Magic, Bom bom berpresisi tinggi seperti Maverick, Durandal, yang terus menerus disempurnakan sampai [[rudal anti radia si]] HARM dan sejenisnya.
Perang Afghanistan dan Insiden Lembah Bekka (1982) menjadikan ajang promosi kehebatan pesawat-pesawat tempur tetapi juga ancaman-ancamannya. Semakin sensitifnya radar pertahanan serta rudal anti pesawat sekalipun diluncurkan dari bahu macam stinger, Sa-7 Grail dan Mistral misalnya membuat pesawat tempur dilengkapi perlengkapan bela diri semacam flare dan decoy serta penambahan piranti pengacau radar dan ditambahkannya peralatan segala cuaca seperti FLIR (Forward Looking Infra Red/Penjejak jarak jauh infra merah) membuat pesawat tersebut semakin berat dan semakin mahal di sisi lain pesawat harus semakin lincah untuk segala situasi. Dengan demikian memunculkan konsep baru yakni pesawat multirole (multi fungsi).
Terlebih lebih munculnya teknologi anti radar memunculkan pesawat multi fungsi berteknologi steatlh yang merupakan langkah wajib untuk pesawat tempur generasi abad 21, seperti F-22 Raptor, F-24 dan JSF (Joint Strike Fighter).
Pada masa ini juga dikenal pesawat pesawat dari beberapa negara baru yang mengejar ketertinggalan mereka dengan negara negara yang sudah maju lebih awal dalam teknologi pesawat tempur selain dengan alasan mengejar ketertinggalan dan mengurangi ketergantungan serta berusaha berswasembada dalam memenuhi kebutuhan pesawat tempur, dengan cara membeli lisensi pesawat yang sudah ada atau membuat versi baru. Negara negara tersebut antara lain Israel, India, Cina dan Taiwan serta Jepang.
Pesawat generasi ini yang dikenal antara lain :
F-14, F-15, F-16, F/A-18, F-22 (USA), MiG 21 Generasi III, MiG 23 Flogger, MiG 25 Foxbat, MiG 29 Fulchrum, MiG 31 Foxhound, Su-22 Fitter J, Su-24 Fencer, Su-25 Frogfoot, Su-27, Su30, Su-35, Su-37 Flanker (Rusia), Mirage F-1, Mirage 2000, Dassault Rafale (Perancis), Tornado (Inggris), Eurofighter Thypoon (Uni Eropa), JAS-39 Grippen (Swedia), J-7 Skybolt, J-8 Finback, J-10, J-11 (Tiongkok), Kfir dan Lavi (meski hanya sekedar teknologi demonstrator; Israel), IDF Ching Kuo (Taiwan, LCA (India) serta Mitsubishi F-1 (Jepang)

1.3 Jip
Dipelopori oleh Willys, setelah Perang Dunia II berakhir, Jip yang awalnya  diproduksi untuk keperluan tempur dikembangkan menjadi kendaraan serba guna untuk keperluan sipil. Model awal yang diproduksi oleh Willys adalah CJ2 dan CJ3. CJ adalah singkatan dari Civilian Jeep, yang artinya jip untuk keperluan sipil.
Kebalikan dari Amerika Serikat, negara Jerman yang merupakan pionir pembuat Jip tempur justru menghentikan produksinya beberapa saat setelah mengalami kekalahan melawan tentara sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Rusia).
Segala kelebihan yang dimiliki oleh CJ2 dan CJ3 segera menarik perhatian negara-negara lain. Willys kemudian mengelarkan lisensi untuk memproduksi Jip versi sipil ini kepada beberapa negara, antara lain :
  • Perancis, pada tahun 1950 , Willys diproduksi  di negara ini dengan nama Delahaye, kemudian pada tahun 1955 dengan nama Hotchkiss.
  • Jepang, sejak tahun 1953 memproduksi Willys dengan nama Mitsubishi Jeep J3
  • Taiwan, sejak tahun 1956 tetap dengan nama Willys.
Pada saat yang bersamaan, beberapa pabrik mobil yang terinspirasi oleh Willys,  juga mulai memproduksi jip sipil  yang mengambil ide dari generasi CJ, antara lain :
  • Land Rover Inggris,  yang mulai memproduksi jip-nya sejak tahun 1948.
  • Nissan Jepang, memproduksi Nissan Patrol pada tahun 1950-an.
  • Fiat Italia, memproduksi Fiat Campagnola pada tahun 1951.
  • Toyota, memproduksi Toyota Land Cruiser FJ21, pada tahun 1952
  • Volkswagen Jerman,  mengeluarkan Tipe 181, yang populer di Indonesia dengan nama Volkswagen Safari.
  • Mercedes Benz Jerman, pada tahun 1979 meluncurkan mobil G-Class, yakni 230G, 240GD, 280GE, dan 300GD. Dan, tahun 1997, Mercedes Benz juga melangkah ke kelas sport utility vehicle (SUV), yakni mobil yang memiliki kemampuan jip dan kenyamanan sebuah sedan.
  • BMW Jerman yang langsung memproduksi kendaraan kelas SUV, pada tahun 1999, yaitu BMW seri  X5.
  • Volkswagen juga mengeluarkan SUV, yakni Touareg, yang masuk jalur produksi pada tahun 2002 di Paris Auto Show.
Di Amerika Serikat sendiri, peran jip Willys sebagai kendaraan tempur diakhiri pada tahun 1983. Untuk menggantikannya, sejak tahun 1979, angkatan bersenjata Amerika Serikat membuka tender bagi pembuatan kendaraan tempur baru mereka.
Akhirnya lahirlah, jip tempur versi baru yang diberi nama “High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle (HMMWV)”, yang nantinya lebih dikenal sebagai Hum-vee. Kendaraan ini digunakan untuk pertama kalinya pada Perang Teluk antara pasukan multinasional di bawah pimpinan Amerika serikat melawan Irak pada tahun 1991.

1.4 Kapal selam
Kapal perang Yamato (大和?) adalah kapal tempur Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II, sekaligus kapal utama dalam Armada Gabungan Jepang. Nama kapal ini diambil dari nama Provinsi Yamato. Sebagai kapal pertama dalam kelasnya, Yamato bersama kapal sekelasnya, Musashi merupakan kapal tempur terbesar dan terberat yang pernah dibangun. Berat kapal dengan muatan penuh 72.800 ton, dan dipersenjatai dengan sembilam meriam utama kaliber 46 cm (18,1 inci).
Kapal ini dibangun dari 1939 hingga 1940 di Arsenal Angkatan Laut Kure, Prefektur Hiroshima, dan secara resmi mulai ditugaskan pada akhir 1941. Sepanjang tahun 1941, Yamato dijadikan kapal pemimpin yang dinaiki Laksamana Isoroku Yamamoto. Kapal ini pertama kali berlayar sebagai anggota Armada Gabungan selama Pertempuran Midway Juni 1942. Selama tahun 1943, Yamato secara terus menerus dipindah-pindahkan dari Truk ke Kure, dan lalu ke Brunei untuk menghindari serangan udara Amerika Serikat terhadap pangkalan militer Jepang.
Yamato hanya pernah sekali menembakkan meriam utama ke sasaran musuh. Kesempatan itu diberikan kepadanya pada bulan Oktober 1944, namun Yamato segera diperintahkan pulang setelah serangan dari kapal perusak dan pesawat-pesawat tempur dari gugus tugas kapal induk pengawal “Taffy” berhasil menenggelamkan tiga kapal penjelajah berat dalam Pertempuran Lepas Pantai Samar. Yamato karam bulan April 1945 dalam Operasi Ten-Go.
amato adalah kapal utama dalam “kapal tempur kelas berat” Yamato yang dirancang Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tahun 1937. Kapal tempur kelas ini dirancang untuk dapat meladeni sasaran musuh yang beragam, dan dimaksudkan sebagai cara Jepang untuk bersaing dengan Angkatan Laut Amerika Serikat yang lebih maju. Dengan dibuatnya kapal-kapal kelas Yamato yang masing-masing berkapasitas 70.000 ton, Jepang berharap kemampuan kapal-kapal tempurnya dapat menyaingi Amerika Serikat. Pembangunan lunas Yamato dimulai 4 November 1937 di Arsenal Angkatan Laut Kure dengan memakai galangan kapal yang didesain secara khusus. Pembangunan kapal ini dirahasiakan. Kain berukuran besar menghalangi pemandangan sewaktu kapal ini dibagun di galangan kapal Kure. Kapal ini sangat besar, sehingga perlu dirancang dan dibuat kran gantri (alat angkat) yang masing-masing dapat mengangkat muatan 150 ton dan 350 ton. Yamato diluncurkan 8 Agustus 1940 di bawah pimpinan Kapten (kemudian naik pangkat sebagai Laksamana Madya) Miyazato Shutoku. Meriam utama Yamato terdiri dari sembilan meriam laut 40 cm/45 Tipe 94 kaliber 18,1 inci yang merupakan artileri angkatan laut berkaliber terbesar yang pernah dipasang di atas kapal perang. Panjang masing-masing meriam 21,13 m dan beratnya 147,3 metrik ton. Meriam ini mampu menembakkan peluru penembus perisai berdaya ledak tinggi hingga sejauh 42,0 km. Meriam sekunder terdiri dari dua belas meriam kaliber 6,1 inci (15 cm) yang dipasang di empat menara meriam (satu di depan, satu di belakang, dua di tengah kapal), dan dua belas senjata kaliber 5 inci (13 cm) yang dipasang di enam menara meriam ganda (tiga di masing-masing sisi bagian tengah kapal). Selain itu, Yamato membawa 24 senapan antipesawat yang sebagian besar di pasang di bagian tengah kapal. Ketika dilengkapi kembali pada tahun 1944, meriam sekunder diganti menjadi enam meriam kaliber 6,1 inci (15 cm), dua puluh empat meriam kaliber 5 inci (13 cm), dan seratus enam puluh dua senjata antipesawat kaliber 1 inci (2,5 cm) sebagai persiapan pertempuran laut di Pasifik Selatan.
Pada 1 Januari 1945, Yamato, Haruna, dan Nagato dipindahkan ke Divisi Kapal Tempur I yang baru diaktifkan kembali. Dua hari berikutnya, Yamato keluar dari dok kering. Ketika Divisi Kapal Tempur I dinonaktifkan kembali pada 10 Februari 1945, Yamato dipindahkan ke Divisi Angkut I. Pada 19 Maret 1945, Yamato diserang habis-habisan oleh pesawat terbang dari USS Enterprise, USS Yorktown, USS Intrepid yang menyerbu pangkalan angkatan laut utama Jepang di Kure ketika Yamato sedang didok. Namun Yamato hanya menderita kerusakan ringan, berkat pengawalan pilot instruktur pesawat tempur Jepang yang menerbangkan pesawat tempur Kawanishi N1K “Shiden” atau “George”. Skuadron ini dipimpin pilot Minoru Genda yang merencanakan Pengeboman Pearl Harbor. Kehadiran pesawat-pesawat tempur Kawanishi N1K yang setara kalau tidak lebih superior dibandingkan F6F Hellcat membuat pilot-pilot Amerika terkejut, dan beberapa pesawat Amerika Serikat ditembak jatuh. Tembakan defensif antipesawat dan plat perisai dek atas yang tebal juga menjaga Yamato dari kerusakan yang serius. Pada 29 Maret 1945, Yamato berangkat dengan amunisi penuh, dan bersiap-siap melakukan pertempuran di Okinawa dalam Operasi Ten-Go.


0 comments:

Posting Komentar

Need a Translate?

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Popular Posts