Pages

Selasa, 08 Januari 2013

Cerita Penjaga Warnet



ohaiyo... aku pengen crita sedikit amigoz (bukan curhat ya)...

Aku punya seorang teman, dia lulusan MTs di Kediri. Kondisi keluarganya tidak begitu bagus (perekonomian maksudnya), ayahnya bekerja sebagai buruh dan ibunya hanya jaga warung yang juga merupakan warnet,  tapi dia bersikeras untuk melanjutkan sekolahnya ke SMA. Tapi bukan itu yang kita bahas.
Kesehariannya anak ini sangat” kalem… saking kalemnya kadang” kita teman-temannya agak sulit untuk mengajaknya berdiskusi. Akan tetapi kalian mungkin tidak percaya jika melihatnya langsung dirumahnya. Sehari-harinya, sepulang sekolah, yang mana sekolah kami kalo pulang ya paling lama jam 3 sore, dia membantu ibunya jaga warung dan warnet. Dan adapun yang sering bertandang ke warung dan warnet itu kebanyakan preman dan sejenisnya. Biasanya para pengunjung memesan makanan, entah indomie, atau apalah, kemudian nge-net atau main game online. Tidak jarang saat main game, sumpah-serapahnya beuh… itu semua kata” kebun binatang terlontar semua, dan tidak jarang pula ada yang buka situs porno dan sejenisnya. Yah, dan dia membiarkan hal itu… dengan alasan “yang penting mereka betah.” Dia pun gak nanggung” ikut bantu kalo misalkan ada masalah para client dengan koneksi internet atau masalah game, kebetulan dia punya ilmu IT yang melampaui kami anak” kota waktu itu (ga percayakan??!)
Saat menjaga warung dan warnet, dia suka memutar lagu” apapun yang menurutnya enak, entah genre blues, heavy metal, mellow, atau apapun itu. Tetapi menjelang waktu adzan, dia memutar winamp lagu-lagu salawatan atau tilawah Qur’an. Karena frekuensinya sudah sering, jadi para pengunjung sudah terbiasa. Lama-kelamaan, banyak perubahan yang terlampau signifikan yang terjadi. Yah bukan dalam hal pengunjungnya, karena pengunjungnya itu seperti udah langganan, tetapi dalam hal sikap mereka. 

Yap… saat main game, mereka mulai jarang memaki, yang sering terdengar sekarang adalah Astagfirullah, Masya Allah, Allahu Akbar, dan sejenisnya. Pengguna internet yang membuka situs porno pun mulai berkurang. Padahal dia tidak pernah mengajarkan, ataupun melarang ini itu diwarnetnya. Ternyata situasi dan keadaan bisa mengubah sikap dan perilaku orang-orang. Tidak perlu memaksa para pelanggan untuk melakukan hal ini hal itu… alias, disini efek classical Mozart terjadi, walaupun yg dipake bukan music Mozart, tetapi tilawah dan selawatan. Dan dalam hal ini bisa membuktikan bahwa MUSIK dapat mempengaruhi prilaku, menjadi kearah positif tentunya.
Waktu saya tanya “kok gak kau bikin larangan aja?” dia malah bilang “yo… didunia ini gak ada yang suka dilarang, apalagi oleh orang yg perilakunya sama aja…”
Yah perihal sholatpun juga begitu, dia ga pernah ngomong “wee waktunya sholat e, sudah stop dulu.” Tetapi dia langsung minggat ke mushola atau langsung gelar sejadah trus sholat. Yang pasti para pengunjung udah tau bahwasanya kalau dia udah mutar tilawah atau selawatan, berarti waktu sholat nyaris tiba, dan mereka secara tidak sadar (entah karena dikomandoi hati nurani atau bagaimana) langsung tenang.
“lha, nanti kalo ada yang buka situs porno bemana?” tanyaku padanya. Dan dia dengan entengnya jawab, “yah biarin ajah… yang penting mereka betah, kalo sa larang, ntar penghasilan ortuku berkurang dong.”  Kemudian dia sambung lagi, “mungkin mereka jadi nda baku enak, soalnya kita kan sering putar tilawah dan selawatn, jadinya mereka agak sungkan… yang penting bro, jangan sok ngelarang orang dah, bisa jadi to kita juga yang suka sama begituan…” 



well jangan mikirin orisinalitasnya, tapi ambil apa yang kalian dapat dari cerita itu ^_^

story credit to: S.Y.S.P

1 comments:

D' Shaga Yoga mengatakan...

thanks

Posting Komentar

Need a Translate?

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Popular Posts