Pages

Senin, 16 Juli 2012

Sejarah: The Codex

Codex Vaticanus (Vatikan, Bibl. Vat., Vat. gr. 1209; Gregory-Aland no. B atau 03) adalah salah satu naskah manuskrip Alkitab tertua yang masih ada. Naskah ini sedikit lebih tua daripada Codex Sinaiticus, keduanya kemungkinan disalin pada abad ke-4. Codex Vaticanus ditulis dalam bahasa Yunani menggunakan perkamen dengan huruf kapital atau huruf besar Yunani (uncial).
Codex Vaticanus semulanya memuat sebuah salinan lengkap Septuaginta dan Perjanjian Baru, namun halaman 1519-1536 yang memuat kitab Ibrani 9:14 sampai Kitab Wahyu hilang dan diganti dengan sebuah suplemen naskah abad ke-15 dalam huruf Yunani minuskul (no. 1957).
Naskah manuskrip ini telah disimpan di Perpustakaan Vatikan (didirikan oleh Paus Nikolas V pada 1448) sejak awal, dan sudah muncul pada katalogus paling awal pada tahun 1475.
Sejarah sebelumnya naskah ini tidaklah diketahui, namun ada beberapa pakar yang menduga bahwa Kardinal Bessarion dahulu adalah pemiliknya, karena teks suplemen dalam huruf minuskul ini mirip dengan salah satu naskah manuskrip milik Bessarion lainnya. T.C. Skeat, seorang ahli paleografi British Museum, menyatakan bahwa Codex Vaticanus adalah salah satu dari 50 Alkitab yang pernah dipesan Kaisar Constantinus I dari Eusebius dari Caesarea untuk menuliskannya. Namun, beberapa menyatakan bahwa naskah-naskah manuskrip Kaisar Constantinus termasuk tipe Bizantium, yang menghilangkan kemungkinan seperti ini.
Codex Vaticanus adalah salah satu naskah manuskrip terpenting untuk merunut sejarah tekstual Alkitab dan merupakan anggota utama teks tipe Alexandria. Naskah ini digunakan secara intensif oleh Westcott dan Hort dalam edisi Yunani Perjanjian Baru mereka (1881).

Codex Sinaiticus (disimpan London, British Library, Add. 43725; Gregory-Aland no. א (Aleph) atau 01) adalah sebuah naskah manuskrip lengkap Perjanjian Baru yang berasal dari abad ke-4. Naskah ini ditulis menggunakan huruf kapital Yunani (uncial). Selain kitab Perjanjian Baru, naskah ini juga memuat bagian besar Septuaginta. Bersama dengan Codex Vaticanus, Codex Sinaiticus adalah salah satu naskah terpenting Perjanjian Baru dan juga Septuaginta dalam bahasa Yunani dalam merunut sejarah tekstualnya.[1]
Sebuah bagian Codex Sinaiticus, berisikan kitab Ester 2:3-8.
Codex Sinaiticus ditemukan oleh Constantin von Tischendorf pada perjalannya yang ketiga ke Biara Santa Katarina, di Gunung Sinai, Mesir, 1859. Perjalanannya yang pertama dan kedua, menghasilkan penemuan potongan-potongan naskah dari Perjanjian Lama, beberapa di antaranya berasal dari tempat sampah. Tsar Alexander II dari Rusia lalu menyuruhnya untuk mencari naskah-naskah lain, yang diyakininya masih bisa ditemukan di biara Sinai ini.
Cerita bagaimana Von Tischendorf menemukan naskah manuskrip ini, yang mengandung sebagian besar kitab Perjanjian Lama dan semua kitab Perjanjian Baru, mirip dengan cerita sebuah roman. Von Tischendorf mencapai biara ini pada 31 Januari; tetapi penyelidikannya tidak membuahkan hasil. Pada 4 Februari, ia sudah memutuskan untuk pulang tanpa mencapai hasil perjalanannya. "Maka pada hari itu, ketika sedang berjalan-jalan dengan kepala biara, ia menyesali kegagalannya. Setelah kembali dari berjalan-jalan, Von Tischendorf menemani sang biarawan kembali ke kamarnya dan di sana ia menunjukkan kepadanya sebuah salinan naskah yang disebutnya sebagai salinan naskah Septuaginta yang dimiliki oleh biarawan ini. Naskah manuskrip ini dibungkus sehelai kain dan ketika gulungan dibuka, Von Tischendorf sekaligus terkejut dan merasa gembira karena inilah dokumen yang dicari-carinya sementara ia sudah putus asa tak akan menemukannya. Tujuannya ialah untuk melengkapi potongan Septuaginta yang ditemukannya tahun 1844 dan yang dinyatakannya merupakan naskah perkamen Yunani berbentuk codex (buku) yang tertua. Tetapi tidak hanya itu yang ditemukannya, melainkan ia juga menemukan sebuah salinan kitab Perjanjian Baru Yunani yang lengkap, tidak kurang satu halaman atau satu paragraf jua." Maka setelah bernegosiasi berapa lama, Von Tischendorf memperoleh naskah yang sangat berharga ini dan mengirimkannya kepada Tsar Alexander II di Rusia yang betul-betul menghargainya, Kemudian beliau menyuruh untuk menerbitkan naskah ini dalam bentuk faksimile supaya tulisan kuna ini bisa langsung diperlihatkan ke khalayak yang lebih ramai.
Seluruh naskah berbentuk codex ini terdiri atas 346 1/2 halaman folio, dan ditulis dalam empat kolom. Dari semua folio ini 199 memuat teks kitab Perjanjian Lama dan 147 1/2 teks kitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab Perjanjian Baru disusun sebagai berikut: keempat Injil, Surat-surat Rasul Paulus, Kisah Para Rasul, Surat-surat Katolik (Catholic Epistles), dan Kitab Wahyu. Meski beberapa bagian dari kitab Kejadian dan Bilangan kemudian ditemukan dijilid pada buku-buku yang lain, lalu mereka berbaik hati dan kemudian dikirim ke Von Tischendorf. Namun oleh pengurus biara sekarang Codex ini dianggap dicuri.
Pada bulan Mei 1975 sewaktu sedang direnovasi, para biarawan biara Santa Katarina menemukan sebuah ruangan di bawah kapel St. George yang mengandung banyak fragmen-fragmen perkamen. Di antara fragmen-fragmen ini, tigabelas halaman Codex Sinaiticus dari kitab Perjanjian Lama yang hilang, ditemukan.
Sejarah awal naskah ini tidaklah diketahui. Kolofon kitab Ezra dan Ester menunjukkan bahwa naskah ini pernah berada di Caesarea Palaestina pada abad ke-6 dan abad ke-7. Para pakar berspekulasi bahwa naskah ini ditulis di Mesir.
British Library pada tahun 1933 membeli naskah ini dari pemerintahan komunis Uni Soviet sebesar £100.000.

source: www.wikipedia.com

0 comments:

Posting Komentar

Need a Translate?

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Popular Posts